Kamis, 07 Oktober 2010

PARA PEMBURU "JEJAK" KERETA API


PARA PEMBURU "JEJAK" KERETA API

Matahari bergerak ke peraduannya ketika sekumpulan anak muda asyik menyusuri bekas jembatan rel kereta api di Dusun Pangukan, Sleman, Minggu (3/10). Mereka menggosok-gosok rel yang usang dan berkarat itu, sekadar mencari secuil informasi yang mencerahkan.

Salah satu hasil gosokan itu, muncul informasi yang diharapkan berwujud tulisan "Krupp 1895 NIS". Artinya, rel baja itu produksi perusahaan Jerman bernama Krupp pada tahun 1895 untuk jaringan KA perusahaan NIS (Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij), perusahaan KA pertama di Indonesia asal Belanda.

Mereka pun mendokumentasikan temuan itu dengan kamera foto maupun video sambil sesekali mendokumentasikan mereka sendiri dengan berbagai pose. Namanya juga anak muda. Puas jepret sana, jepret sini, mereka bergegas pindah, memburu jejak lainnya.

Kumpulan anak muda itu adalah anggota Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) Yogyakarta. IRPS merupakan komunitas pencinta segala hal berbau kereta api. Penyusuran jaringan rel KA yang sudah tidak aktif di DIY merupakan salah satu kegiatannya.

"Kalau menemukan relik-relik KA sepanjang penyusuran, senangnya bukan main. Serasa menemukan harta karun," kata Reza Habibie, salah satu anggota IRPS Yogyakarta. Hari itu, ia bersama lima rekan anggota IRPS menyusuri bekas rute KA Yogyakarta-Magelang yang ditutup pada akhir 1970-an.

Sepanjang penyusuran di Jalan Magelang, selepas Terminal Jombor hingga wilayah Tempel di perbatasan DIY-Jawa Tengah, mereka mengamati sekeliling dengan seksama, mencari-cari peninggalan rute yang mulai dioperasikan pemerintah kolonial Belanda pada 1 Juli 1898 itu.

Selain jembatan dan rel yang tersisa, beberapa bekas stasiun juga masih ditemukan di rute itu meski sudah beralih fungsi menjadi pos polisi (Mlati), markas militer (Beran), posyandu (Medari), dan taman kanak-kanak (Tempel). "Tidak sedikit juga yang sudah hilang tak berbekas lagi," kata Fajar Arifianto, koordinator IRPS Yogyakarta.

Bekas tiang telegraf, tiang sinyal, menara air untuk kereta uap, dan palang pintu perlintasan juga ditemukan dalam perjalanan itu, yang sebagian besar kondisinya mengenaskan dimakan usia.

Berbagai peninggalan bersejarah KA itulah yang menjadi perhatian utama IRPS. "Kami trenyuh setiap melihat peninggalan KA yang terabaikan itu. Oleh karena itu, kami berinisiatif melestarikan aset- aset itu dengan cara mendokumentasikannya," kata Fajar. Tujuannya, jika suatu saat aset-aset itu akhirnya punah, barang bukti kejayaannya masih bisa dinikmati melalui foto dan video.

Berbagai kegiatan

Selain penyusuran rute KA mati di DIY, IRPS Yogyakarta yang beranggotakan 40 orang juga aktif menggelar berbagai kegiatan lain, seperti joy ride (jalan-jalan naik kereta), penghijauan stasiun, diskusi, pameran, dan aktivitas terkait kereta api lainnya.

Satu hal yang patut dibanggakan, mayoritas anggota IRPS Yogyakarta (salah satu dari tujuh cabang IRPS di seluruh Indonesia) adalah anak muda usia kuliahan, seperti Fajar dan Reza. "Saya sudah suka kereta api sejak kecil karena sering lihat-lihat kereta di Stasiun Tugu dan Lempuyangan," kata Reza (20).

Berbagai informasi seputar KA ia peroleh dari buku, internet, maupun melalui forum sesama pehobi kereta api di dunia maya. Tak heran jika informasi yang dimiliki anggota IRPS seputar perkeretaapian, khususnya terkait sejarah, lebih lengkap dari yang dimiliki PT KA sendiri.

"Kami malah pernah diminta membantu PT KA untuk mencari data- data historis seputar peninggalan KA," kata Fajar. Nah, lho! (MOHAMAD FINAL DAENG)

http://cetak.kompas.com/read/2010/10/06/14132678/gelanggang

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Salam Kenal Mas Mas semua , aku dari Surabaya.... aku berharap banget bisa join dengan IRPS, kecintaan ku pada kereta api sangat banget , kalo pas naik kendaraan lain di tepi jalan raya aku lihat rel kereta yang terbengkalai , langsung semangat untuk mengamati sampai sejauh mana , fikiran hanya membaayangkan betapa bagus nya jika ada kereta api ,dan keingin tahuan tentang kereta apa yang pernah exist di rel yang sudah mati itu, pokok nya kereta dan kereta api , ingin menelusuri jejak rel rel di Indonesia , Sukses Selalu buat TIM IRPS